Kristen, Mati di Eropa Subur di Indonesia

Di saat ajaran Kristen tak laku lagi dijajakan di Eropa dan AS, fenomena kristenisasi justru tumbuh subur di Indonesia. Ketika masyarakat Eropa dan AS ramai-ramai meninggalkan gereja, sebagian masyarakat kita justru berlomba mendirikan gereja. Ketika izin tak ke luar, gereja ilegal pun jadi pilihan.

Dua hajatan besar gereja baru saja berlangsung di Kota Manado, Sulawesi Utara. Pertama, Window International Network (WIN), 2–11 September 2011. Acara ini dihadiri 30 delegasi gereja dari 14 negara di Afrika, Asia Tengah, dan Timur Tengah. Kedua, Global Christian Forum (GCF), 4–7 Oktober 2011. Ini adalah GCF kedua dari rangkaian acara empat tahunan para pimpinan gereja se-dunia. GCF pertama diadakan di Limuru, Kenya, tahun 2007. GCF kedua ini dihadiri 308 pimpinan gereja dari berbagai denominasi di 81 negara.

Aneh memang. Ketika ajaran Kristen mati suri di Eropa dan AS, Indonesia justru menyambut dengan antusia ketika menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin gereja dunia itu. Padahal, ajaran gereja sudah tak laku lagi dijajakan di negeri asalnya, yang selama ribuan tahun menjadi basis pertahanan, pengembangan, dan penyebaran misi Kristen ke seluruh penjuru dunia ini.

Kenapa ajaran Kristen tak laku lagi di Eropa dan AS? Apa saja bukti dan fakta-faktanya? Lantas, kenapa ajaran ini justru tumbuh subur di Indonesia? Apa saja bukti dan fakta-faktanya? Penasaran? Simak saja ulasannya di majalah Sabili No 03/XIX.

0 komentar:

Berita Terpopuler

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More