Ibrahim, Bapak para Nabi dan Bapak Monotheisme

Menjawab pertanyaan dari E.H.H (Erwan Asri) seorang Audit Commitee di sebuah perusahaan Multifinance S.:



Menurut  quran-pun :  Semua Nabi berasal dari orang Yahudi / Israel
QS.29:27 “Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub (tidak disebut Ismail,  artinya bangsa Yahudi= Israel) dan Kami jadikan Ke-NABI-an dan ALKITAB pada  KETURUNANNYA,……dan sesungguhnya mereka (Yahudi) di akhirat, benar2 termasuk orang2 yang saleh.
Lihat juga di  QS 5: 20 ;  QS.45 : 16 & PENGAKUAN QS.19: 49, 58, dan
di Alkitab: Yes 2:3 ; Yeh 38 :17 ; dan  Rom 3: 1-2.
Jadi TIDAK  ADA Nabi dari bangsa lain, atau Arab, dan bila ada, berarti nabi yg Bukan Asli!

Jawaban ringan:

Ibrahim Abul Anbiya'

Ibrahim diberi gelar sebagai Bapak Nabi-nabi (Abul Anbiya’), ada pun Nabi Nuh mendapat gelar Bapak para Rasul (Abu ar-Rusul), dan Nabi Adam masyhur dengan seebutan, moyang umat manusia (Abul Basyar). Pada masa Nabi Ibrahim, kebanyakan rakyat di Mesopotamia beragama politeisme yaitu menyembah lebih dari satu Tuhan dan menganut paganisme. Dewa Bulan atau Sin merupakan salah satu berhala yang paling penting. Bintang, bulan, dan matahari menjadi objek utama penyembahan. Karenanya,  astronomi merupakan ilmu yang sangat penting. 

Ibrahim, Bapak Monotheisme

Menurut Ali Syari’ati, Ibrahim adalah bapak “Monotheisme”. Nabi Ibarahim dikatakan sebagai Bapak Agama Tauhid karena beliau adalah sosok yang darinya lahir tiga agama besar, yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam.

Ketiga agama itu memang agama tauhid yang sebenarnya doktrin ketauhidannya sangat jelas, dibandingkan dengan agama-agama bumi lainnya atau mitos-mitosnya. Mitologi yunani misalnya, adalah mitologi yang dipenuhi dengan dewa yang berjibun. Begitu juga motis-mitos India yang sarat dengan dewa apa saja. Tak ketinggal dengan mitologi Cina kuno yang juga beranggapan bahwa setiap benda punya dewa tersendiri. Dan tentunya mitologi agama pedalaman seperti Di Afrika, Autralia, Amerika, Asia dan Eropa. Dibandingkan dengan konsep ketuhanan Yahudi, Nasrani dan Islam, tentu jelas sekali perbadaannya.
  • Yahudi sebagai sebuah agama secara tegas bertuhan kepada Allah SWT, meski banyak prilaku umatnya kemudian yang menuhankan orang shalih, seperti Uzair. Atau juga perilaku ummat Musa dahulu yang minta dibuatkan patung anak sapi. Tetapi konsep tentang Tuhan, Rasul dan Kitab Suci serta adanya syariat yang datang dari Allah SWT itu tetap ada.
  • Nasrani juga secara tegas bertuhan kepada Allah SWT, meski generasi berikutnya mulai menyembah Nabi Isa, Maryam dan malaikat Jibril. Juga sering membuat patung mereka dan dipasang di gereja. Tapi konsep bahwa Allah SWT itu ada, atau ada juga nabi dan juga kitab suci, jelas masih diakui.
  • Dan Islam adalah agama yang secara tegas mengakui bahwa tidak ada tuhan selain Allah SWT. Bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan utusan-Nya. Bahwa Al-Quran Al-Karim adalah kitab suci yang turun dari-Nya. Dan semua bentuk syirik dalam pola yang paling kecil pun sudah diharamkan. Sehingga Islam tidak pernah mentolelir pembuatan gambar Muhammad SAW dan para nabi lainnya, apalagi patungnya. Mengingat pembuatan patung itu adalah pintu syetan dalam menghidupkan kembali paham keberhalaan.
Semuanya menginduk kepada sosok Ibrahim as yang telah melahirkan dua anak, yaitu Nabi Ismail dan adiknya nabi Ishaq. Dari Nabi Ismail, lahirlah Muhammad SAW dan dari Nabi Ishaq lahirlah Musa as dan Isa as. Bahkan semua nabi dan rasul memang merupakan keturunan Nabi Ibrahim AS.

Pada perkembangan selanjutnya, Yahudi dan Nasrani tidak lagi agama tauhid karena mereka mengakui ada unsur lain selain Allah. Hanya Islam yang tetap bertahan, sebab Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul penutup (khatam al-anbiya’i wa al-mursalin) dan Islam adalah agama sempurna lagi penyempurna.

Surah Al Ankabut (29) ayat 27

Wawahabnaa lahu ishaaqa waya'quuba waja'alnaa fii dzurriyyatihi nnubuwwata walkitaaba waaataynaahu ajrahu fii ddunyaa, wa-innahu fii l-aakhirati lamina shshaalihiin
[29:27] Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

Terjamah Perkata Q.S. Al Ankabut (29) Ayat 27







0 komentar:

Berita Terpopuler

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More