1. Makna Gelar ”Anak Allah” adalah ”Rasul Allah”
Seseorang dengan gelar anak Allah, berarti ia adalah orang yang sangat diperhatikan Allah, dibimbing secara langsung, diunggulkan dari manusia lain, diberi wahyu atau pendek kata ”Anak Allah” adalah hamba pilihan Allah. Sebagaimana kita sering mendengar kata: anak negeri, anak sekolah, anak kos, anak jalanan. Bukanlah berarti anak-nya (negeri), anak-nya (sekolah), dan tidak pula berarti kos, jalanan yang punya anak.
Sedangkan kata “Anak Tuhan” diperuntukkan buat para Nabi dan utusan Allah, bukan untuk ”Anak-Nya Tuhan”
Hal ini dapat kita buktikan, gelar ”Anak Allah” ini ternyata tidak dimiliki oleh Yesus saja tetapi nabi-nabi yang lain juga mendapatkan gelar anak Allah:
• Anak Allah kepada nabi Ya’kub :
”...Israel (Ya’kub) ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung...” (Keluaran 4:22-23)
• Anak Allah kepada nabi Daud :
"Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. " (Samuel 7:13)
• Anak Allah kepada nabi Adam :
”... anak Adam, anak Allah,” (Lukas 3:38)
• Anak Allah kepada orang-orang Israel :
"....datanglah anak-anak Allah menghadap Tuhan. (Ayub 1:6)
Gelar ”Anak Allah” tersebut bergeser dari maknanya, yang semula berarti hamba Allah kini mulai menjadi bermakna kesyirikan, yaitu Yesus sebagai Tuhan karena dia adalah ”Anak-Nya Allah”. Hal ini terlihat dari gelar yang diberikan kepada Yesus adalah Anak-Nya Allah oleh orang kristen sekarang, yakni: Anak Allah adalah "homogenes theos " yang bermaksud Allah yang tidak diciptakan, yang ada dengan sendirinya. Itulah maksud Anak Allah. Anak Allah menyatakan, membawa konotasi Ke-Allah-an. Apabila Yesus disebut Anak Allah dimaksudkan bahwa dia memilki segala sifat dan zat Allah. Dia bagian yang menyatu dalam diri Allah, sebab dia berasal dari Allah karana dia adalah Allah sendiri-Nya.
Salah satu dalil yang digunakan:
Kerana begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
(Yohanes 3:16)
Pergeseran makna ini ternyata berakibat fatal, kalaupun demikian mau tidak mau akan menyebabkan banyaknya Tuhan dalam agama Kristen. Jadi kalau ingin konsisten Yesus sebagai Tuhan karena gelar Anak-Nya Allah, maka Nabi Adam a.s., Nabi Ya’kub a.s., Nabi Daud a.s.dan orang-orang Israel juga harus dijadikan Tuhan karena mereka juga mendapatkan gelar ”Anak Allah”, sehingga ada Tuhan Adam ”Anak-Nya Allah”, Tuhan Ya’kub ”Anak-Nya Allah”,, Tuhan Daud ”Anak-Nya Allah”, dan Tuhan-Tuhan Israel ”Anak-anak Nya Allah”,, bahkan ada yang lebih mencengangkan lagi bila diamati dalam Mazmur 2:7:
Firman Allah kepada nabi Daud: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini” (Mazmur 2:7)
Pada ayat tersebut sangat ekstrim dan amat jelas nabi Daud disebut sebagai ”Anak Allah” bahkan dikatakan selanjutnya telah Kuperanakkan, semestinya Nabi Daud lebih dulu dijadikan Tuhan ketimbang Yesus, karena tidak ada ayat tentang Yesus se-ekstrim nabi Daud dan Yesus sendiri sebenarnya tidak pernah mengatakan dirinya sebagai Anak-Nya Allah? Apakah tidak lebih tepat bahwa yang dimaksud adalah mereka adalah bergelar utusan Allah, rasul Allah dan mereka adalah manusia, rasul juga manusia! seperti yang lain!.
Bahkan secara lembut Yesus sering menyebut dirinya ”anak manusia” :
“...apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak", Jawab Yesus: "...kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa....” (Matius 26:63-64)
Rupanya Yesus tidak ingin umatnya salah paham dalam memaknai ”Anak Allah” sehingga Yesus harus mengalihkan penyebutan dirinya menjadi anak manusia, Yesus juga menyebut dirinya di banyak ayat dengan sebutan anak manusia sebagai bukti bahwa dirinya memang anak manusia, berikut ini beberapa contoh dari sekian banyak ayat Yesus menyebut dirinya sebagai anak manusia :
Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia (Yesus) tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya? (Matius 8:20)
Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia” (Matius 17:22)
Dari dalil-dalil dalam Alkitab tidak satupun makna Anak Allah itu adalah Tuhan, dan Allah s.w.t. mempertegas dalam Al-Qur’an agar manusia tidak sesat :
Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, (Q.S Al Ikhlas (112): 3)
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : "Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putera Maryam" (Q.S. Al Ma’idah (5) :17)
Penciptaan Nabi Isa a.s adalah sama dengan penciptaan Nabi Adam a.s. yang juga manusia, tidak mempunyai bapak dan ibu. Bahkan Nabi Adam a.s. lebih hebat, tidak mempunyai ayah dan ibu, sedangkan Nabi Isa a.s. mempunyai ibu yang juga seorang manusia, juga diketahui kelahiran dan masa bayinya. Manusia yang melahirkan manusia. Bagaimanapun itu adalah pertanda kekuasaan Allah, yang menciptakan Nabi Adam a.s. dari tanah. Namun mengapa pertanda kekuasaan-Nya itu justru disalahartikan menjadi sebuah kesyirikan? Yang itu sangat dimurkai oleh Allah s.w.t.?
Perhatikan firman Allah dalam Al Qur’an Surat Ali 'Imran (3): 59. Dengan kekuatan firman-Nya dia menciptakan segala sesuatu.
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa a.s. di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.
Jadi, anggapan bahwa Isa a.s. adalah ”Anak Allah” secara fisik tersebut adalah keliru.
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling? (Q.S. At Taubah (9) :30)
Betapa penyebutan ”Anak-Nya Allah” itu adalah perbuatan yang sangat dimurkai Allah s.w.t. Firman Allah dalam Q.S. Maryam (19): 88-92;
Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak". (88) Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, (89) hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, (90) karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (91)
Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak (92)
Yesus adalah Rasul Allah bukan Anak-Nya Allah
Dalil: Matius 15:24, Markus 9:37, Yohanes 5:24, 30,7:29,33, 8:16,18,26, 9:4,10:36, II:42,13:20,16:5, 17:3,8,23,25.
Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15:24)
“Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.” (Markus 9:37)
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. (Yohanes 5:24)
2 komentar:
Tahukah kalian Anak Allah bukan sahaja satu, dan kelahirannya jauh lebih hebat dari Yesus tanpa perlu melalui rahim ibu. Aduh.. ada anak Tuhan yang lain rupanya?
....anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah. [Luke 3:38 ]
Sila baca hujah yang memperlihat kan ketidak aslian Injil Yunani (penuh kesilapan kerna tidak dipelihara Roh Kudus). Kenapa Roh kudus tidak bisa mebisik pada paderi agar menghasilkan kembali Injil diucap Yesus dalam bahasa asli Aramaik. Mengapa Anak-anak Israel tidak menggunakan bahasa Yunani pada masa kini?
http://media.isnet.org/antar/Anton/Anton.pdf
Tuhan punya anak? hahahaha.... lucunya....
Kalau TuhanKristen punya anak dan Tuhan itu laki-laki, berarti punya sperma. Orgasme dan punya anak dari maryam, ckckck.
Betapa hinanya TuhanKristen...
Anak Tuhan?
Manusia terlalu hina untuk jadi Anak Tuhan, apalagi jadi Tuhan. Mimpi kali ye... gila kok dipelihara ckckckckck...
Posting Komentar