Maurice Bucaille (19 Juli 1920-1998), ahli bedah Prancis, penulis "Bible, Quran, and Modern Science":
Saya menyelidiki keserasian teks Alquran dengan sains modern secara objektif dan tanpa prasangka. Mula-mula, saya mengerti, dengan membaca terjemahan, bahwa Al Quran menyebutkan bermacam-macam fenomena alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu saya hanya memperoleh pengetahuan yang samar (ringkas). Dengan membaca teks Arab secara teliti sekali saya dapat mengadakan inventarisasi yang membuktikan bakwa Al Quran tidak mengandung sesuatu pernyataan yang dapat dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern ini.
Edward Gibbon (1737-1794), ahli sejarah Inggris:
Al Quran adalah sebuah kitab agama, kitab kemajuan, kenegaraan, persaudaraan, kemahkamahan, dan undang-undang tentara dalam agama Islam. Al Quran mengandung isi yang lengkap, mulai dari urusan ibadah, ketauhidan, sampai kepada hal yang mengenai jasmani, mulai dari pembicaraan hak-hak dan kewajiban segolongan umat sampai kepada akhlak dan perangai, sampai kepada hukum siksa dunia ini.
Di dalam Alwuran dijelaskan segala pembalasan amal. Al Quran-lah yang menjadi sumber peraturan negara (bagi umat Islam), sumber undang-undang dasar, memutuskan sesuatu perkara yang berhubungan dengan kehartaan, maupun dengan kejiwaan.
Geogre Bernard Shaw (lahir 26 Juli 1856), pengarang Inggris:
Agama Islam cukup untuk mengobati penyakit kemanusiaan dan orang-orang yang berkemajuan sekarang sudah mulai insaf akan hakekatnya. Berat sangkaku untuk mengatakan, bahwa dua abad lagi kemudian, orang akan Islam semuanya.
JW Goethe (1749-1832), pengarang dan ahli filsafat Jerman:
Bagaimana jua pun saya membaca Al Qquran itu, tidak habis-habisnya saya bertemu dengan ajaran-ajaran yang menggerakkan saya kepada mendalamkan pengetahuan agama. Susunan kalimatnya sangat molek dan indah, isi dan tujuannya bolehlah menjadi pedoman untuk jalan bahagia, kemuliaan yang tinggi, dan beberapa pelajaran yang menakutkan untuk pekerjaan jahat. Demikian pada pikiran saya kitab Al Quran ini akan berjalan terus melalui tiap zaman dan sangat berpengaruh.
IOM Deutsch (1829-1873), ahli ketimuran Jerman:
Saya melihat keajaiban dalam Al Quran, satu kitab yang sudah menolong umat Arab dalam membuka dunia, jauh lebih besar dari apa yang telah diperbuat Alexander de Groote, juga lebih besar daripada apa yang telah dicapai oleh Bangsa Rumania. Pengaruh Al Quranlah yang menarik bangsa Arab dalam sedikit waktu masuk ke Eropa dan menjadi raja dunia.
Bangsa Arab pernah ke Eropa sebagai tuan dan ahli dagang yang terkenal, yang demikian digerakkan oleh Al Quran yang dibawanya ke sana sebagai suluh dalam gelap-gulita. Mereka membawa peradaban, kecerdasan, pengetahuan dan kebijaksanaan, memberi pelajaran tentang ilmu falsafah, ilmu bintang, kedokteran, ilmu syair, yang kemajuannya pernah berkilau-kilau di Eropa sebagai juga di tanah Timur.
Dengan Alquran itulah bangsa Arab berdiri dan tegak menyiarkan ilmu pengetahuian, dan dengan mengenangkan jasa mereka yang amat mulia itu, kita membuat air mata, tatkala mereka pergi dari Andalusia, ketika Granada terlepas dari tangan mereka.
M de Montaigne (1533-1592), pujanga Prancis:
Kalau kita memandang Islam dengan kacamata pengetahuan yang adil (pandangan umum), meskipun hanya sebagian kecil, maka mengertilah kita bahwa Islam itu agama yang memberi contoh tentang kemajuan, kemerdekaan, keadilan di dalam hidup masyarakat dengan politik yang teratur. Islam itu adalah pokok kemajuan yang amat hebat, yang telah mengibarkan benderanya diua atas mercu Barat dan Timur. Sesudah itu dunia Islam lalu jatuh dan kini telah (mulai) bangun lagi, hendak mengambil panji kemuliaan dan kedudukannya yang telah hilang itu, dan yang demikian itu sudah menjadi tabiat lantaran kitab sucinya Alquran.
GM Rodwell:
Ilmu yang berhubung dengan ketuhanan di dalam Al Quran itu sangat dalamnya. Keterangan-keterangan yang ringkas dan jelas penuh berisi dengan hikmah dan pelajaran, yang dapat menunjukkan jalan ke arah yang betul.
Sumber: Sejarah Alquran karangan Prof Dr Abubakar Aceh
0 komentar:
Posting Komentar